Suatu Hari di Bangku Taman

 

Oleh : Al Ghumaydha'

 

Aku sudah menantikan hari ini sejak lama. Kita bertemu untuk kedua kalinya di taman kota ini. Melepas cerita yang selama ini hanya mampu kita simpan masing-masing.

 

Lihatlah, kau datang memakai kemeja berwarna cerah itu. Serasi dengan celana kain yang kau kenakan. Katamu, kau merasa lebih tampan dengan penampilan seperti ini. Entah tersugesti pendapatmu sendiri atau karena apa. Tapi kau benar-benar terlihat tampan di mataku. Ah, nyatanya jatuh cinta memang selalu menjadikan beberapa hal tampak indah.

 

Kau menyusulku duduk di bangku panjang ini. Bahkan sepasang mataku tak mau berhenti mengekori setiap gerak-gerikmu. Setelah kau sempurna menempatkan posisi, aku sibuk menyapu penuh seluruh inchi wajahmu tanpa kecuali. Dan kau melakukan pekerjaan yang sama. Dua sudut bibirmu terangkat ke atas, kubalas dengan penuh suka cita.

 

Ada buncah yang tak mampu terkatakan dalam dada kita masing-masing. Salam kerinduan hanya mampu diungkapkan oleh sorot mata. Debar jantung berpacu lebih cepat dari seharusnya. Kita duduk bersisian dengan jarak empat kepal tangan.

 

“Lain waktu jangan temui orang lain dengan kerudung hitam seperti ini.”

 

“Hah? Kenapa begitu?” tanyaku tak mengerti. Aku tak menduga kau akan membuka percakapan dengan kata-kata semacam itu.

 

“Wajahmu sangat cantik dibalut kerudung hitam ini. Biarkan aku saja yang melihatnya.”

 

Astaga, mendadak lututku lemas. Pipi memanas. Kau tak pernah gagal membuatku salah tingkah.