Oleh : Al Ghumaydha'
Setelah kau memenangkan segala tentangku. Walau sekian purnama telah ditelan pagi yang sama setiap harinya. Tetap saja rumit isi kepala tak henti bekerja. Aku selalu mencari kesibukan yang tak perlu. Menerka-nerka apakah akan sama jadinya jika di kehidupan masa lalu kau dan aku memilih arah yang berbeda.
Menjadi satu tubuh denganmu adalah masa depan yang tak pernah terlukis di kanvas diariku. Skenario semesta memang semisterius itu dalam bekerja. Jika ada hari di masa lampau yang saling kita lewatkan. Aku memegang keyakinan bahwa bertemu denganmu tak akan menjadi takdirku. Barangkali kita asing satu sama lain. Namaku bagai sehelai daun gugur yang terbang tanpa kau hiraukan.
Namun, tidak berlaku dalam kamus sudut pandangmu. Kau membuat ruang pikirku bekerja lebih kompleks. Seperti katamu, kita adalah satu ketetapan jauh sebelum bunga-bunga daisy bersemi dengan cantiknya. Sebelum embun sempat menyetubuhi ujung rerumputan di pagi buta. Atau sebelum sejarah tinggal jadi cerita di buku-buku perpustakaan.
Apakah langkahmu menuju pada kesempatan lain. Atau perjalananku yang melewatkan sebagian momen. Tak mengubah segores pun apa yang telah dituliskan tentang kita oleh semesta. Bagaimana pun jalan yang kau dan aku tempuh, takdir akan tetap bekerja dengan caranya sendiri untuk mempertemukan sepasang hati.
Tak berlaku segala andai tentang hal-hal lain yang tak terjadi. Sejauh apapun berlari mengingkari takdir, kau dan aku tetap jadi satu. Pertanyaan tentang bagaimana jika aku tak bertemu denganmu, tak akan pernah terjawab sepanjang episode. Sebab, salah satu alasan kita terlahir di jagat semesta ini untuk saling menemukan satu sama lain.


No comments:
Post a Comment