Jeda

Oleh : Al Ghumaydha'

Jeda ini pada akhirnya membuatku mengerti, bahwa tidak ada yang lebih mampu memenangkan aku selain sosokmu. Pamit yang kusangka mampu bertahan selamanya, justru mengajarkan sejauh apa aku telah menambatkan rasa padamu. Fakta yang harus kuakui, kau adalah kelemahan sekaligus kekuatanku.

Kita telah menempuh jalan panjang berduri. Kemudian, egoku melepas perlahan genggam tanganmu. Aku begitu lelah dengan rasa sakit. Apa yang kita bangun tak kunjung menemukan kisah bahagia. Kukira, melepasmu adalah jalan menghapus luka-luka. Rupanya aku terjebak oleh kebodohanku sendiri.

Hanya kamu yang membuatku percaya bahwa keajaiban cinta itu sungguh ada. Tentang bagaimana kau menjadi pendengar tanpa menyudutkanku. Tentang bagaimana kau menerima pendapatku. Tentang bagaimana kau mengingatkan tanpa menyakitiku. Tentang bagaimana kau memuliakanku sebagai kekasih. Tentang bagaimana kau memberiku ruang. Tentang bagaimana kau tak menutup diri untukku. Tentang bagaimana kau bisa membuatku jadi diri sendiri dan merasa begitu berharga. Pun tentang apa saja darimu yang tak kutemukan di lain tempat.

Kini, aku menembus kilas balik waktu. Kembali mencari ulur tanganmu yang barangkali masih setia menantiku. Denganmu aku merasa utuh. Meski sekarang langit telah kelabu. Entah apakah masih ada jalan bagi langkah kakiku menujumu.