Oleh : Al Ghumaydha'
2020 menjadi tahun penuh dera bagi kebanyakan orang. Hari-hari sulit dan tidak mudah. Kaki harus terus melangkah meski telah berderai darah dan nanah. Kita dipaksa tetap tabah walau berulang kali kehendak hati ingin menyerah.
Tak peduli sepahit apapun, kenyataannya kau masih dipertemukan dengan matahari terbit setiap pagi. Selanjutnya tak ada pilihan bagimu selain melanjutkan perjuangan. Juang yang sangat melelahkan dan sesekali meminta bahu kita rehat.
Tahun ini mental kita memang ditempa lebih kejam. Ada banyak realita tak sesuai harapan. Begitu banyak kecewa membawa kita pada sebentuk pasrah. Jalan terasa gulita dan buntu. Tapi setidaknya kau masih memiliki dua tangan untuk meraba rasa syukur terhadap apa yang masih tersisa.
Barangkali 2020 adalah tahun paling pahit bagi beberapa orang. Di saat yang sama, ini juga menjadi tahun pendewasaan. Darinya kita banyak belajar perihal menerima ketetapan. Meski untuk memahami itu perlu jutaan tetes air mata berjatuhan.
Sampai akhirnya lihatlah dirimu hari ini. Kau telah menjadi pribadi yang lebih hebat. Kamu sekarang adalah sosok yang kuat. Kita semua adalah pemenang atas hidup masing-masing. Kita luar biasa karena masih mampu berdiri sampai detik ini. Aku, kamu, dan mereka telah melampaui hari-hari sulit ini dengan baik.
Selamat, ya! Kamu hebat dengan apa yang sudah kamu lewati tahun ini.
Saat semua rasa sakit ini berlalu. Kelak di masa depan kita akan menengok ke belakang sembari berkata, “Ah, ternyata tidak sesulit yang aku sangka.” Detik berikutnya ada selengkung pelangi terbit di bibirmu.
Maka dari itu, jangan berhenti merajut impian untuk tahun-tahun yang akan datang. Luka ini tidak selamanya. Ombak juga memiliki masanya untuk surut. Boleh jadi 2020 penuh aral melintang. Tapi kita masih memiliki 2021 dan tahun-tahun lainnya untuk memperbaiki keadaan ini.
Seseorang berkata, “Kamu boleh lelah untuk berisitirahat, tapi tidak untuk berhenti yakin.”


No comments:
Post a Comment