Oleh : Al Ghumaydha'
Perasaanmu sedang tidak baik-baik saja. Tatap mata sayu yang tak bisa berbohong. Air wajah sekeruh malam tanpa purnama yang gagal sembunyi. Semua tentang kisah lalu yang memporak-porandakan isi kepalamu. Tak nyaman dan begitu mengganggu. Semacam kacau yang bahkan sulit kau pahami seorang diri.
Barangkali maafku tak akan cukup menenangkan. Sebab urusan ini bukan soal siapa yang salah. Tidak juga tentang hati siapa yang terluka. Hanya sekadar pelik yang butuh jeda untuk dimengerti pelan-pelan oleh diri sendiri. Jatuh cinta memang mudah, namun sesekali jalannya begitu rumit.
Satu kesadaran yang barangkali akan sedikit melegakan. Sesungguhnya situasi ini adalah jalan mendewasakan hati. Tak pernah ada kata selesai untuk belajar. Pun perihal berdamai dengan apapun itu. Termasuk masa laluku yang kadangkala merisaukan hari-harimu.
Meski ini terdengar klise, biarkan aku tetap mengatakannya. Kita sudah cukup. Lebihmu melengkapi kurangku. Dewasamu mengerti manjaku. Tatap teduhmu meredam gejolak amarahku. Pelukmu menyelesaikan pelikku. Hadirmu mencukupkan alasanku untuk berhenti mencari. Sejauh apapun itu, tak akan pernah ada yang terbaik. Sebab, masing-masing dari kita hanya butuh sosok yang tepat.
Apa yang kini kau rasakan bukan sebuah kesalahan. Pun tak ada alasan bagiku memintamu berhenti. Kau hanya perlu menerima untuk berdamai agar kembali baik-baik saja. Kemudian, untuk terakhir kali biar kupertegas persoalan ini. Sejak hari dimana purnama menikahi langit malam, tak ada lagi yang tersisa selain namamu dan namaku. Tak peduli walau jutaan bintang mengerling cemburu.


No comments:
Post a Comment