Oleh : Al Ghumaydha'
Senja hendak meminang malam. Aku berlari. Untuk sekarang, hanya itu yang kupikirkan.
Terengah aku sampai di bawah pohon kita. Sepi. Hanya kudapati diriku sendiri. Dan sesuatu yang hangat menggenang di sudut mata.
"Jadi, kau masih cengeng?" satu suara yang kukenal.
Cepat badanku berbalik. Aku melihatmu. Kau berjalan mendekat. Aku mematung. Sesuatu yang hangat itu kurasakan merayap lembut di pipi.
"Apakah... aku terlambat?" lirihku.
"Apakah cinta mengenal kata terlambat?"
Aku tahu itu jawaban.[]

No comments:
Post a Comment