Subuh itu kabut menebal. Siluetmu belum mengabur oleh mataku. Meski titik-titik putih telah menjelma dinding, menghalau pandang walau jarak sejengkal napas.
Mereka merapatkan syal dan lipatan tangan, mengutuk si kabut yang membawa gigil. Cukup bagiku menekuri kuntum-kuntum di halaman, tubuhku telah hangat. Mungkin kau bergerilya pada sel-sel tubuhku.
Azan rampung, lamat berganti lirihmu mengetuk gendang kupingku. Segerombol kumbang berlarian ceria merayakan subuh, mengajakku berdialog. Sebait puisi terlantun oleh bibirku, dan tersemat namamu!
Sang melati yang mekar kemarin sore begitu anggun. Pada kelopaknya bertengger butir-butir embun. Namun indra ciumku lebih kuat menangkap harum kesturi, aromamu!
(alg) 22.18/230616
------------------------------
Ingin menyapa penulis? Chat WhatsApp aja ^.^

Hemtalahhh
ReplyDeleteMuaacchh 😘😘
Delete